Radar Tumbuh Mulia_Semeton bajang, adingku, kakangku, inangku, amangku, pokokna lapuan ve wah. Pin kesempatan nene, gin ku bakdin ve berite agerna iyak ve pade gawek ia malik.
Arak beredar postingan gitakku pin fesbuk. Pegaweanna girang ia pade bejorak kesanteran lalok, marak jakanna tokol baturna terusna betek/sedik kursino. Baturna langsung urak timpak lepayan, kan bahaya.
Arak no endah sampe lumpuh, dait arak sampe mate. Naa, pegawean nene ta pade engetin anak jarinte ita jari dengan toak no, te pade peringetin siswante pade jari guru no....dst.
Arak beredar postingan gitakku pin fesbuk. Pegaweanna girang ia pade bejorak kesanteran lalok, marak jakanna tokol baturna terusna betek/sedik kursino. Baturna langsung urak timpak lepayan, kan bahaya.
Arak no endah sampe lumpuh, dait arak sampe mate. Naa, pegawean nene ta pade engetin anak jarinte ita jari dengan toak no, te pade peringetin siswante pade jari guru no....dst.
Dok. TPQ DIW |
Ternyata lucu juga bahasa Suralaga. Untuk lebih jelasnya, berikut cerita sebenarnya.
Berawal dari bercanda dengan teman sekolahnya yang menggeser bangku di kelas, Ana Amelia (9) terjatuh lalu mengalami kelumpuhan yang diduga akibat gangguan saraf.
Peristiwa nahas ini terjadi pada 31 Maret 2016 lalu, ketika Ana dan teman-teman di kelas 3 SDN Mangkang Wetan II Semarang tengah bercanda saling ejek. Ulah usil melangkah pada menarik bangku, dan membuat terjatuh di lantai dengan posisi duduk.
"Saya pas mau duduk, kursi digeser ditarik teman. Saya tidak tahu sehingga jatuh di lantai dengan posisi duduk", ungkap Ana kepada CNNIndonesia.com.
Tiga hari setelah jatuh, Ana kerap mengeluh pusing dan bagian tubuh sebelah kanannya, seperti tangan dan kaki, sulit digerakkan. Tak sampai sepekan, putri dari pasangan Tukiran dan Indah Cahyani ini akhirnya mengalami lumpuh separuh tubuh.
Baca juga...Sejarah Berdirinya Desa Suralaga.
Orang tua langsung membawa Ana ke Rumah Sakit Tugurejo yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Karyadi Semarang karena harus menjalani rawat inap.
"Kata Dokter di Rumah Sakit, Ana lumpuh karena benturan saat jatuh di kelas. Tulang ekor dan kepala bagian belakang membentur lantai", kata Sukaeni, Kakek Ana.
Sayangnya, ketika dirawat inap selama 11 hari di Rumah Sakit Karyadi Semarang, pihak Dokter yang menangani meminta Ana pulang ke rumah dan menjalani rawat jalan hingga sekarang.
"Keluarga tidak tahu kenapa disuruh pulang. Dokter tidak beritahu kami apa-apa. Jangan-jangan karena kami miskin", tambah Sukaeni.
Sejak Ana menderita sakit dan mengalami kelumpuhan, rekan-rekan yang berulah usil sempat datang menghampiri Ana di rumah. Orang tua Ana yang berprofesi sebagai buruh serabutan berharap keluarga teman Ana yang telah berulah usil bisa membantu biaya pengobatan Ana.
Ana dan keluarganya kini tinggal di jalan Gotong Royong RT 01/03, Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu, Semarang.
Nggakna, semoge na bergune pin ita pada, agerna yakna kesanteran lalok bejorak.
Nggakna, semoge na bergune pin ita pada, agerna yakna kesanteran lalok bejorak.